Setidaknya 15 Cedera Dalam Ledakan Bus Yerusalem
Sebuah bus meledak di Yerusalem, meninggalkan sekitar 15 korban, laporan media Israel, mengutip pelayanan medis darurat.
Ledakan besar terjadi di Hebron Way, Yerusalem barat, dengan polisi mengutip " serangan militan " sebagai kemungkinan penyebab ledakan itu.
Beberapa posting media sosial menunjukkan asap yang keluar dari bus terbakar, yang berdiri di tengah jalan.
Laporan awal mengindikasikan ada 20 korban. Sekarang Haaretz dan Jerusalem Post melaporkan 15 orang terluka dalam ledakan itu, dengan dua luka " serius ," satu " moderat ," dan lima " ringan ." Surat kabar mengutip sumber-sumber di layanan darurat Magen David Adom.
Beberapa luka dievakuasi ke Yerusalem Shaare Zedek Medical Center. Lainnya dibawa ke Rumah Sakit Hadassah di dekatnya.
Bus itu dilaporkan tidak membawa penumpang setiap saat meledak, juru bicara Kepolisian Israel mengatakan, sebagaimana dikutip di media. Korban adalah tampaknya karena dekat dengan ledakan.
"Ketika saya tiba di tempat kejadian saya melihat dua bus akan terbakar dan sekitar 10 causalities di antara mereka, yang terluka parah dan lain dalam kondisi serius, " Mickey Cohen, kepala dinas tanggap darurat Yerusalem, mengatakan kepada Haaretz.
Polres Yerusalem mengatakan bus bisa saja diledakkan oleh alat peledak atau ditargetkan oleh seorang pembom bunuh diri yang meledakkan perangkat di dalam bus, menurut outlet berita Arutz Sheva.
Menurut polisi, bus berangkat dari bagian selatan kota dan tiba di Moshe Baram Street, ketika ternyata ledakan terdengar dan bus terbakar.
#BREAKING: Explosion on bus in #Jerusalem. Initial reports of at least 20 injured pic.twitter.com/qL9BuDdsPT— Anna Ahronheim (@AAhronheim) April 18, 2016
Explosion in Jerusalem on bus 20 injured pic.twitter.com/zykV2nDa7r— Danny Swibel (@DSwibel) April 18, 2016
Smoke from Jerusalem bus blast pic.twitter.com/lvKRg93sBD— Dan Williams (@DanWilliams) April 18, 2016
At least 16 wounded, two seriously, in #Jerusalem bus blast. Updates: https://t.co/cvbpVKNC4I pic.twitter.com/RxhHqkW4QU— Haaretz.com (@haaretzcom) April 18, 2016
COMMENTS